Nama saya Marsha Hilda Tesalonika. Saya seorang anak kesayangan, mahasiswi kelimpungan, dan pecinta lingkungan. Kesadaran dan kepedulian saya muncul ketika saya duduk dikelas sembilan SMP. Saat itu saya membaca sebuah artikel mengenai "Global Warming". Pemanasan bumi yang diakibatkan oleh penipisan lapisan Ozon ini menyebabkan es - es di Kutub mulai mencair, maka massa air didunia pun bertambah. Hal ini bisa menyebabkan banjir hampir diseluruh wilayah dunia, termasuk Jakarta, bahkan tidak menutup kemungkinan kata tenggelam yang menanti kita kedepannya. Selain dari sisi terancamnya jutaan hidup manusia, tapi juga dari sisi orang yang tidak bisa berenang, saya TAKUT. Takut to the max kalau kata anak-anak sekarang.
Saya menanamkan sikap peduli lingkungan, tapi jujur baru dalam tahap yang biasa saja. Seperti mengurangi sampah dan nggak membuang sampah itu sembarangan. Sampai pada akhirnya, ketika libur puasa tiba pertengahan bulan puasa tahun ini, nggak banyak yang saya bisa kerjakan di libur serba salah ini. Mau jalan nongkrong ngopi di kafe salah, nonton di bioskop sambil ngemil popcorn juga salah :p Saya iseng browsing dan saya melihat foto polar bear yang terjebak di es yang mencair disalah satu account Twitter teman. I love bears so much. Rasanya mau nangis liat foto itu... semua makhluk punya hak untuk hidup. It just sad. Mereka nggak punya rumah lagi. Lalu Mbak Pipit, PRT saya datang. "Lihat apa mbak? Koq bengong?" Lalu saya nunjukkin foto polar bear tadi dan menjelaskan panjang-pendek sebab-akibat dari foto tersebut. Mbak Pipit dengan sabar mendengarkan, sedikit-banyak dia mulai mengerti. Sampai akhirnya saya mendengar "Ah ya udah Pipit nggak pake kresek lagi deh ya kalo belanja sayur. Nu pake koran wae ya." Sayapun tersenyum. Saya nggak sendiri disini. Saya yakin setiap orang punya hati nurani dan keperdulian, hanya saja mungkin mereka belum tahu apa yang sedang dihdapi Bumi saat ini. Dan inspirasi pun muncul.
Saya nggak punya "kampung". Alm. Papa berdarah Ambon-Belanda, sedangkan Mama berdarah Sunda yang hampir seluruh keluarganya ada di Jakarta. Satu-satu nya yang mudik dirumah adalah Mbak Pipit. Kepedulian yang terbesit dipikiran Mbak Pipit memunculkan ide di otak saya. Dan selagi Mbak Pipit mudik, kesempatan tersebut harus saya manfaatkan, bukan hanya "ngeberesin" rumah sendiri, tapi juga melakukan kewajiban saya sebagai manusia yang numpang tinggal di Bumi ini, yaitu mengingatkan manusia lain untuk suatu kebaikan. Dan inilah "bekal" saya untuk Mbak Pipit bagikan dikampung halamannya, Sukabumi. Ini adalah perantara, Mbak Pipit akan membantu menjelaskan
Ini handmade brosur yang saya tulis tangan sendiri lalu di foto copy sebanyak 50lembar. Mbak Pipit dengan semangat membagikan ke keponakan dan tetangganya, sembari mencoba menjelaskan. Mereka semua "tahu". Dan beberapa dari mereka tergerak :) Ini adalah kebahagiaan dan saya terharu.
Bukan cuma Mbak Pipit yang beraksi di kampung halamannya, saya juga! Antara Jakarta - Sukabumi, kami bukan jatuh cinta, tapi kami berusaha.
Sampah bukanlah selalu sampah. Be creative!
Tissue itu produk hutan!! Sama seperti kertas, harus dihemat!
Segala hasil hutan HARUS diirit
Dengan power strip yang ada tombol on/off nya ya. Jadi aliran listrik akan mati sepenuhnya, berbeda dengan power strip yang nggak ada on'off nya. Listrik jalan terussss
Saya prefer baterai yang rechargeable. Bisa digunakan terus, nggak ada sampah.
Your not used things might be someone's treasure.
Ini beberapa sepatu dari "oleh-oleh" untuk Mbak Pipit dan keluarga dikampung.
Jangan main asal buang barang-barangmu, bukan cuma 'go green' tapi bisa sekaligus amal.
Kapan lagi?
Toples biasa yang mau dibuang Mama, saya ambil lagi lalu saya hias menjadi tempat aksesoris yang cantik.
Recycle + hemat uang belanja.
Plus ini saya jadikan hadiah lebaran untuk beberapa sepupu perempuan saya.
Biar tas saya menjadi lebih berat sedikit karena membawa botol minum dari rumah, dari pada saya harus membeli air minum kemasan lalu menimbulkan sampah baru.
Kalo saya sudah nyerah sama panas dan kipas angin pun sudah nggak berasa, saya nyalakan AC dengan temparatur sedang. Semakin besar temperatur AC-mu lebih baik :)
Naikkin 2 derajat temperatur saja sudah menghemat 900 kg CO2 dalam satu tahun!
Dan juga nggak mandi sambil nyanyi! (saya nggak mungkin nge-post foto ini kan :p) Semakin kita menikmati, semakin nyaman dikamar mandi, maka makin banyak pula air yang terbuang! Lalu air bekas mencuci pakaian yang digunakan untuk mencuci garasi.
Saya percaya perubahan dimulai dari diri sendiri. KEPEDULIAN DARI SATU ORANG ITU BERPENGARUH. Cuma ada dua, kalo kita nggak perduli, berarti kita merusak. Sama sekali nggak ada salahnya kamu berusaha menyediakan "rumah" yang layak untuk anak dan cucumu kelak. Inilah cerita saya, semoga bermanfaat dan menginspirasi beberapa orang diluar sana : ) Salam hijau!
0 comments :
Posting Komentar